Potretrendahnya kualitas pendidikan di daerah pedalaman atau terpencil bukan menjadi rahasia lagi jika para anak yang tinggal di daerah pedalaman begitu sulit mendapat kehidupan yang dibilang layak seperti anak pada umumnya yang bertinggal di kota. Anak pedalaman kesulitan untuk mendapatkan air bersih, menempuh pendidikan yang sesuai dengan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bicara pendidikan tiada hentinya menuai perbalahan. Pro dan kontra ditemui diberbagai kalangan. Perdebatan selalu muncul di beranda media sosial apalagi dimasa pandemi menyoal belajar mengajar metode daring atau pembelajaran jarak jauh menuai perbantahan panjang. Keadaan sekarang dilema bagai makan buah sisi kita menginginkan pendidikan tetap berjalan dengan cara apapun itu dan daring di nilai jadi solusinya namun disisi lain metode daring rupanya tidak berjalan mulus bagi mereka yang tingkat ekonominya rendah, tidak punya gaway, belum bisa mengoperasikan smartphone secara maksimal atau kendala di jaringan bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah terpencil. Sehingga kendala ini membuat sebagian mereka kewalahan dalam mengikutinya belajar secara online. Misalnya saja keadaan di desa Sihalo-halo, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara yang masih minim dari jaringan internet membuat beberapa siswa terpaksa tiap harinya pergi kebukit agar bisa ikut belajar secara hari belakangan perhatian saya tertuju pada mereka yang tiap pagi berangkat dengan membawa beberapa perlengkapan sekolah dan tikar untuk alas belajar atau sebagian mereka hanya beralaskan kaki dan tanah. Mereka belajar ditempat yang tidak layak berpanas-panasan dan terkadang dilanda hujan sehingga terpaksa membuat tempat berteduh karena jam belajar sedang berlangsung. Metode belajar dilakukan Via-WA, guru memberikan soal melalui grup dan murid mengerjakan jawaban dibuku tulis lalu hasilnya di kirim dalam bentuk foto. Melihat keadaan yang dirasakan beberapa siswa terkhusus desa Sihalo-halo yang minim dari jaringan internet sangat prihatin. Revolusi Industri yang gencar dibicarakan pemerintah ternyata masih sebatas ilusi, padahal jauh sebelum adanya pandemi kampanye revolusi industri sudah menjadi kajian diskusi tapi masih nihil dalam aksi hal ini ditandai dengan tidak merata nya jaringan internet dipenjuru negeri. Disamping jaringan internet yang belum memadai terdengar keluh kesah dari beberapa orang tua kewalahan dalam memenuhi fasilitas semisal gaway yang mesti dimiliki oleh para siswa namun tidak banyak dari mereka yang mampu memenuhinya sehingga tidak jarang para siswa tidak ikut serta dalam belajar. Keadaan ini dirasakan oleh beberapa orang tua didesa bahkan mungkin di kota. Atau sebagian dari mereka hanya menggunakan satu gaway untuk beberapa orang anaknya secara bergantian karena tingkat ekonomi yang rendah tidak mendukung mereka punya gaway ditiap individu siswa sehingga terkadang diantara mereka terkendala ikut belajar daring karena memiliki jadwal yang sama ketika pelajaran sedang seperti inilah contoh kecil fotret pendidikan online di masa pandemi bagi desa terpencil terlihat jelas belum sanggupnya negara memberi fasilitas belajar daring menggunakan technology informasi dan tingkat ekonomi yang masih jauh dari kata mencukupi. Apa solusi selanjutnya? kemarin menteri Nadiem persilahkan dana BOS dipakai beli kuota untuk belajar daring, mungkin ini bisa meringankan biaya para orang tua. Akankah jaringan internet segera merata dipenjuru negeri?Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang, ada di SINI. Lihat Inovasi Selengkapnya
Pengawasmerupakan salah satu ujung tombak peningkatan mutu pendidikan..Tiap-tiap pengawas memiliki sekolah atau guru binaan. Rata-rata antara 10 seko Potret Perjuangan Pengawas di Daerah Terpencil Halaman 1 - Kompasiana.comimage source Daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daerah di Indonesia yang relatif memiliki aksesibilitas yang terbatas. Daerah-daerah ini biasanya merupakan daerah-daerah yang terpencil, berada di pedalaman, atau berada di daerah pegunungan. Terkadang daerah-daerah ini juga disebut sebagai daerah paling miskin di Indonesia. Kondisi Pendidikan di Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal di Indonesia Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia cukup memprihatinkan. Meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah tersebut, namun prosesnya masih sangat lambat. Hal ini terutama disebabkan karena kurangnya fasilitas dan sumber daya yang dimiliki oleh daerah-daerah tersebut. Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia juga dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Beberapa daerah masih memiliki pandangan bahwa pendidikan tidak begitu penting. Hal ini membuat banyak anak-anak di daerah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Beberapa faktor lain juga mempengaruhi kondisi pendidikan di daerah tersebut. Kondisi geografis, ekonomi, dan sosial daerah tersebut juga mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan di daerah tersebut. Misalnya, daerah yang memiliki kondisi geografis yang buruk atau kondisi ekonomi yang buruk akan berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan. Kondisi sosial juga akan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Pendidikan di Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan program Bantuan Operasional Sekolah BOS. Program BOS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah di daerah tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan fasilitas pendidikan di daerah tersebut. Pemerintah telah berupaya meningkatkan jumlah sekolah di daerah tersebut dan menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pemerintah telah berupaya melakukan berbagai kegiatan edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Kesimpulan Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia cukup memprihatinkan. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut telah menunjukkan hasil yang cukup positif. Namun masih ada banyak hal lain yang harus dilakukan agar kondisi pendidikan di daerah tersebut dapat lebih baik lagi.Abstrak Pendidikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia terkenal dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi siswa, guru, dan sumber belajar pada sekolah di daerah kepulauan Pongok dan Celagen.
Kompas TV regional berita daerah Kamis, 27 Agustus 2020 1655 WIB KUPANG, - Para siswa SD Negeri Glak, Kabupaten Sikka membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya, sekolah yang terletak di sebuah dusun terpencil itu terpaksa harus melakukan kegiatan belajar mengajar di teras kelas. Teras dipakai sebagai ruang kelas lantaran ketiadaan ruang kelas. Sekolah yang terletak di kaki gunung api Egon tersebut hanya memiliki 6 ruangan. Dimana 5 ruangan dipakai sebagai ruang kelas, dan 1 ruangan sebagai ruang guru. Jangankan kelas perpustakaan saja tak dimiliki sekolah ini. Meski begitu, para siswa tetap bersemangat untuk bersekolah. Setiap hari mereka harus berjalan kaki hingga 2 kilometer guna bisa belajar di sekolah. Di masa pandemi covid-19 ini, ketika pemerintah aktif mengkampanyekan belajar daring, sekolah ini tak mampu melaksanakannya. Di wilayah ini, belum ada jaringan telekomunikasi sama sekali. Karena itu, pihak sekolah terpaksa tetap melakukan kegiatan di sekolah. Pihak sekolah pun berharap, pemerintah bisa membuka mata melihat keadaan mereka dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. sekolah sekolahterpencil pendidikanterpencil Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Sudahmenjadi rahasia umum jika perbedaan antara kalangan masyarakat berdomisili di kota dengan yang di daerah terpencil. Daerah cenderung dipandang sebelah mata, sedangkan di kota lebih dipuji. Penyebab utama atas terjadinya hal tersebut yaitu pemerintah. Pemerintah adalah pengendali jalannya pendidikan di suatu daerah. Jika pemerintahnya Stigma dan Potret Pendidikan di Daerah Terpencil Tanggal 24 May 2021 Ditulis oleh LATANSA NAELAL IZZATI Disukai oleh 0 Orang Pendidikan merupakan salah satu indikator majunya suatu negara. Jika pendidikannya maju, maka akan maju pula negara tersebut. Menurut Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya. Usaha ini dilakukan oleh orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk membangun masa depan peserta didik dengan tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Pendidikan Indonesia diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang. UUD tersebut mengisyaratkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, baik di kota maupun di desa. Berkembangnya teknologi membuat dunia pendidikan selalu berinovasi menemukan temuan baru dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia. Namun, tidak semua elemen masyarakat dapat merasakan kemajuan dari teknologi dan informasi, seperti halnya masyarakat desa. Hal ini disebabkan oleh minimnya infrastruktur yang memadai, jaringan internet yang tidak stabil, dan lain sebagainya. Masalah infrastruktur pendidikan di daerah terpencil sudah menjadi masalah krusial yang terjadi di dalam dunia pendidikan. Banyak gedung sekolah yang sudah rusak dan tidak layak pakai, terutama di daerah-daerah terpencil. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya ketersediaan buku penunjang pembelajaran, serta perpustakaan sekolah dengan kondisi yang tidak nyaman untuk digunakan. Kondisi jaringan internet di daerah terpencil juga menjadi penghambat masyarakat dalam mengakses internet. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII, masih ada sekitar 117 juta masyarakat Indonesia belum tersentuh internet. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, selain itu luasnya laut dan banyaknya pegunungan juga menjadi penghambat pengadaan jaringan internet. Hal-hal tersebut merupakan persoalan serius yang sedang dihadapi pemerintah, mengingat di era pandemi sekarang ini semua aktivitas dikerjakan dari rumah termasuk aktivitas belajar mengajar. Tidak heran jika banyak masyarakat yang mengeluhkan persoalan ini. Meskipun pemerintah sudah memberikan subsidi kuota gratis untuk belajar, namun hal tersebut akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan usaha pemerataan jaringan internet di daerah terpencil. Dalam rangka menangani masalah pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, pemerintah menetapkan wilayah 3T Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal berdasarkan persetujuan kementerian/lembaga terkait dengan pemerintah daerah. Adapun yang dimaksud dengan wilayah 3T adalah daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Selain sarana dan prasarana yang belum memadai, pendidikan di daerah terpencil juga menghadapi permasalahan kekurangan tenaga pendidik atau guru. Terkait dengan masalah ini, sebenarnya pemerintah telah melakukan penempatan guru-guru PNS baru ke daerah-daerah terpencil, namun dikarenakan terbatasnya akses ke daerah tersebut dan minimnya fasilitas pendidikan yang disediakan membuat para guru merasa kurang nyaman mengajar di daerah tersebut dan memutuskan untuk pindah ke daerah lain. Masalah-masalah yang sudah dipaparkan menjadi tantangan tersendiri bagi para pelajar di daerah terpencil. Tidak heran jika sebagian besar dari masyarakat di daerah tersebut memiliki kesadaran yang rendah dalam hal pendidikan. Hal ini semakin memperparah jumlah masyarakat yang mengenyam pendidikan terutama di jenjang perguruan tinggi karena banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Stigma tentang pendidikan di perguruan tinggi sudah mengakar di masyarakat desa. Mereka menganggap bahwa lulusan sarjana tidak ada bedanya dengan lulusan SMA jika pada akhirnya sama-sama mencari pekerjaan, bahkan lulusan sarjana hanya akan membuang waktu dan uang. Pemikiran tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang tinggal di desa ataupun daerah terpencil, meskipun tidak semua masyarakat memiliki pemikiran yang sama. Berbicara tentang stigma masyarakat tentang pendidikan, tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain generasi milenial di daerah itu sendiri yang mencoba merubah mindset masyarakat sedikit demi sedikit. Peran generasi milenial sangatlah dibutuhkan dalam usaha ini, mengingat masyarakat tidak akan percaya sepenuhnya terhadap kemampuan mahasiswa ataupun generasi milenial untuk memberdayakan lingkungannya tanpa aksi nyata. Salah satu aksi nyata yang dapat dibuktikan mahasiswa yaitu dengan menunjukkan softskill yang mereka asah ketika berkuliah, seperti leadership, kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah, kemampuan berorganisasi, dan lain sebagainya. Kemampuan-kemampuan tersebut sangatlah dibutuhkan di masyarakat dalam memberdayakan lingkungannya sendiri. Selain untuk memberdayakan lingkungan, kemampuan tersebut berguna sebagai bukti bahwa menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga sebagai cara untuk menaikan kualitas hidup mereka dengan membentuk generasi-generasi unggul dan berkualitas. Sebagai tajuk penutup, sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bersinergi satu sama lain dalam rangka mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pemerintah diharap terus melakukan usaha pemerataan sarana dan prasarana pendidikan dan masyarakat untuk selalu membuka mata dan pikiran terhadap perkembangan pendidikan agar tercipta suatu bangsa yang unggul dalam intelektual. Koran Pos Belitung URL e paper koran POST TERKAIT POST TEBARUSelainkurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. khususnya di daerah- daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka Aceh - Pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, disebut-sebut memprihatinkan. Proses belajar mengajar di tempat itu terbilang mandek karena tenaga pengajar jarang berada di sekolah. Fakta ini berdasarkan hasil investigasi Ombudsman RI Perwakilan Aceh pada 8-9 Oktober. Lembaga pengawas pelayanan publik itu turun setelah mendapat laporan tak sedap tentang layanan pendidikan di kepulauan itu. "Beberapa tokoh masyarakat yang diwawancarai menyampaikan ada guru yang jarang datang ke Pulo Aceh," ungkap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Taqwaddin, kepada Kamis malam 10/10/2019. Tim Ombudsman mendapati SMA Negeri 2 Pulo Aceh dalam kondisi tidak satu pun tenaga pengajar serta kepala sekolah berada di tempat. Padahal, guru di sekolah itu ada 13 orang. Jumlah murid di SMA tersebut sebanyak 88 orang. Mereka berasal dari 12 desa yang ada di Pulo Breueh, sebuah pulau yang menjadi bagian dari Kecamatan Pulo Aceh. "Saat tim datang, siswa sedang tidak berada dalam kelas, sebagian sudah pulang pada pukul WIB," imbuh Taqwaddin. Ini dipandang miris. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sejatinya telah menyediakan fasilitas berupa rumah dinas agar tenaga pengajar tinggal di tempat itu. "Para tokoh masyarakat menginginkan anak-anak Pulo Aceh bisa mendapatkan pendidikan yang baik," ujar dia. Bagi Taqwaddin, masalah pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh mesti mendapat perhatian khusus. Roda layanan pendidikan punya kecenderungan berputar di wilayah sentral atau perkotaan saja, namun, terbilang acuh di kawasan periferi. "Ini tidak bisa dibiarkan. Kami akan sampaikan hasil investigasi ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan juga ke Bupati Aceh Besar," juga video pilihan berikut iniSandra mengusulkan pendidikan sekolah untuk mengajak anak-anak ke sawah, atau paling tidak jangan hanya di dalam kelasTenaga Pengajar Tidak MenetapSuasana salah satu sekolah di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar AbonitaPenyebab tenaga pengajar jarang berada di tempat karena kebanyakan di antara mereka memilih tidak menetap. Sistemnya sif, di mana para tenaga pengajar hanya bertugas mengisi jam belajar saja, kemudian beranjak. "Kebanyakan guru tidak tinggal di Pulo Aceh, karena guru tersebut berasal dari Banda Aceh atau Aceh Besar, namun ada guru honor yang berasal dari penduduk Pulo Aceh," jelas Taqwaddin. Namun, ada pula yang menetap. Mereka adalah Guru Garis Depan GGD berstatus pegawai negeri sipil berasal dari luar yang mengabdi di Aceh. Sebagai informasi, untuk menuju Kecamatan Pulo Aceh harus melalui jalur air selama satu jam lebih. Ada sepuluh pulau yang merupakan bagian dari kecamatan tersebut. Keindahan panorama di Kecamatan Pulo Aceh cukup dikenal luas. Tak jarang media menyebutnya sebagai surga yang terabaikan hingga Pulau Perawan. Soal potret buram pendidikan di wilayah terpencil ini sudah pernah disinggung dalam sebuah unggahan di situs Kominfo berjudul "Potret Pendidikan di Pelosok Negeri 2" pada 2015. Isinya lebih kurang sama. Terdapat dua pulau berpenghuni di Kecamatan Pulo Aceh, yakni, Pulo Breueh dan Pulo Nasi. Pulo Breueh berpenduduk sekitar 5 ribu jiwa, yang terbagi dalam 12 desa. Di Pulo Breueh terdapat lima SD atau sederajat, dua SMP, serta satu SMA, masing-masing di Desa Rinon, Mukim Breueh Utara, dan Desa Blang Situngkoh, Mukim Pulo Breueh Selatan. Di sini, SMA hanya ada di Desa Blang Situngkoh. Dalam unggahan situs Komifo disebutkan, anak-anak yang berada di Desa Meulingge, Rinon, Lapeng, Ulee Paya sulit menjangkau SMA. Mereka harus melewati medan pegunungan, dengan jarak tempuh yang lumayan. Sementara itu, Pulo Nasi berpenduduk jiwa. Pendidikan menengah tingkat atas hanya bisa ditempuh di SMA Negeri 1 Pulo Aceh sering disebut SMA Pulo Nasi.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PotretBuram Pendidikan di Daerah Terpencil (1) Potret Buram Pendidikan di Daerah Terpencil (1) Belajar di Teras Kala Hujan. Feature | Jumat, 3 Mei 2019 07:31. Berita Terkait. Tidak Ada Postingan Lagi. Tidak ada lagi halaman untuk dimuat. Selengkapnya. Populer. 1.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Faktanya, pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia yang di wacanakan oleh pemerintah pun ternyata belum tepat sasaran. Semua lapisan masyarakat Indonesia khususnya di daerah perbatasan dan pedalaman belum menikmati pendidikan dengan selayaknya. Contohnya di Pulai Kalimantan, Pulau Irian Jaya, Pulau Papua, Pulau NTB, Pulau NTT, dsb. Program pendidikan sekolah gratis Indonesia yang diumbar para Wakil Rakyat ketika akan dipilih hanya omong kosong belaka. Sekolah Negeri yang oleh pemerintah ditujukan untuk menampung masyarakat miskin agar dapat menempuh pendidikan ternyata lebih banyak diisi oleh mkasyarakat kelas menengah atas. Masyarakat miskin terpaksa menyekolahkan anak mereka ke Sekolah Swasta yang tentu saja memerlukan biaya pendidikan yang tidak sediki dan berkualitas apa ini potret pendidikan di Indonesia yang sebenarnya? Mungkin yang harus kita lakukan dengan adanya langkah proaktif pemerintah pusat maupun daerah untuk membangun pendidikan yang merata ke semua daerah sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu di segala lini daerah yang ada di Indonesia Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa, “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara didaerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Sesuai dengan wacana diatas bahwa setiap warga memiliki hak yang sama, bukan? iya, memang kita memiliki hak yang sama. Ujian Nasioal tingkat SD, SMP, SMA Sederajat kita mendapat soal yang sama. tapi bagaimana dengan mutu pembelajaran yang didapat? apakah sama? Tentulah berbeda. daerah terpencil mendapatkan mutu pembelajaran yang berbeda dengan daerah padat penduduk/ banyak pertanyaan yang terngiang di kepala kita, seperti “jadi ini persamaan hak dalam pendidikan indonesia” , dan lalu muncul “apa solusinya”Nah, kita akan membahas solusi tentang cara agar persamaan hak dan mutu pendidkan di daerah terpencil sama dengan daerah padat penduduk. Mungkin hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengirim relawan ke daerah daerah terpencil yang di kategorikan sangat tidak terjangkau. Namun apalah artinya tenaga tenaga pendidik baru tanpa akses penunjang dari Pemerintah itu sendiri?Semakin mudah akses yang diberikan oleh Pemerintah akan semakin mempermudah masyarakat di daerah terpencil memperoleh pendidikan yang sama. Prasarana pendukung seperti buku, alat tulis, bantuan apapun yang dapat berguna untuk membantu proses pendidikan itu sendiri, seharusnyasudah diberikan. Mereka butuh uluran tangan kita untuk pendidikan, mereka mempunyai cita cita yang sama seperti kita, kiat yang beruntung, kita yang berada di kemerdekaan pendidikan. namun mereka bersusah payah untuk bersekolah. sudah saatnya melihat mereka berbahagia bersama kita dalam naungan kesetaraan pendidikan. kita satu darah, kita satu keringat, dan kita satu Mahasiswa!Hidup Rakyat Indonesia!subhaaann Lihat Pendidikan Selengkapnya
Kondisidesa terpencil, memaksa setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki lewati bukit dan hutan agar bisa sampai ke sekolah. hal tersebut mengakibatnya banyak anak usia sekolah dasar yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Melani Patricia Kaluku Mardia Bin Smith Jurusan Bimbingan Dan konseling Pendidikan adalah suatu wadah untuk memanusiakan semua masyarakat di suatu negara berhak dengan wajib untuk menempuh pendidikan tanpa terkecuali,pendidikan sendiri sangat penting bagi semua orang jika dilihat kembali,pendidikan yang diberikan oleh negara kitapun dibilang masih jauh dari kata sempurna,saya pribadi dapat mengambil contoh di desa saya sendiri, tepatnya di pemukiman warga Anak-anak SD di desa pulohenti tepatnya di dusun lamahu,kecamatan sumalata,kabupaten Gorontalo utara,setelah turun hujan yang sangat deras mereka harus berjuang lebih keras dalam menuntut harus berjalan kaki menggunakan sepatu dalam kondisi lumpur dengan jarak tempuh mencapai 4 km untuk belajar di sekolah ini semua mereka lakukan untuk menggapai cita-cita akses jalan yang rusak kondisi sekolah yang kurang baik juga sangat guru pengajar di wilayah desa tersebut ditambah bangunan kelas dalam kondisi rusak,membuat beberapa siswa sekolah dasar negeri 9 ini digabung dengan siswa lain hingga kini,sarana dan prasarana sangat minim,seperti kelas yang rusak dan perpustakaan yang masih kurang buku,selain itu sekolah ini hanya mempunyai kurang lebih tenaga pengajar tujuh kepala sekolah,mereka sudah melaporkan kondisi sekolah ini ke dinas Pendidikan kabupaten Gorontalo utara sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat. Buruknya kualitas pendidikan di indonesia di dasari oleh banyak hal,maka dari itu pemerintah seharusnya memberikan fasilitas-fasilitas yang lebih baik lagi dan menambah seorang pendidik di desa sebagai bangsa negara yang baik juga berkonstribusi untuk membantu masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan pendidikan. Pemerintah seharusnya bisa lebih terbuka kembali mengenai pendidikan di mutu pendidikan yang rendah dan kurang baik pemerintah bisa melakukan penyebaran guru secara rata,memberikan fasilitas yang memadai,dan melakukan sosialisasi secara berkala. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Kerinci- Sekolah ini merupakan sekolah satu-satunya di desa terpencil Kawasan Gunung Kerinci, Jambi. Sekolah ini hanya menampung 26 murid tingkat dasar.A. Prolog Negara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampai pulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitu pula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yang melingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik, implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutama problematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Nasional. Akan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruh daerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untuk Negara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedang menuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCILAhmad FatahDosen Institut Agama Islam Negeri IAIN Kudus, IndonesiaA. PrologNegara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dariSabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampaipulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitupula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yangmelingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik,implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutamaproblematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikanmerupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruhdaerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untukNegara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedangmenuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Mapping Masalah Pendidikan dan Tipologi Daerah Terpencil1. Mapping Masalah Pendidikan Daerah TerpencilPada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM Nasional tahun 2004-2009 digambarkan bahwa kesenjangan pembangunan antar daerahmasih lebar, seperti a. antara Jawa – Luar Jawa, b. antara Kawasan Barat Indonesia KBI – Kawasan Timur Indonesia KTI, serta c. antara kota – desa. Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada munculnyasemangat kedaerahan yang pada titik yang paling ekstrim, muncul dalam bentuk upaya-upayaseparatis. Sedangkan untuk konteks yang ketiga – kesenjangan antara desa dan kota – disebabkan oleh investasi ekonomi infrastruktur dan kelembagaan yang cenderung terkonsentrasi di daerahperkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan wilayahperdesaan relatif tertinggal 2016. Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan juga disebabkan oleh masih rendahnyaproduktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya akses petani terhadap sumber dayapermodalan, serta rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian dan kesejahteraan masyarakat di perdesaan, yang mencakup sekitar 60 persen pendudukIndonesia, khususnya petani masih sangat rendah tercermin dari julah pengangguran dan jumlahpenduduk miskin yang lebih besar dibandingkan perkotaan. Percepatan desentralisasi dan otonomi daerah menghadapi kendala antara lain masihterbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang baik dan profesional; masih terbatasnyasumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan daerah itusendiri internal maupun sumber dana dari luar daerah eksternal; belum tersusunnyakelembagaan yang efektif; belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional. Belumoptimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah antara lain karena belum jelasnyakewenangan antara pemerintah pusat dan daerah yang berakibat pada tumpang tindihnyakebijakan pusat daerah, masih rendahnya kapasitas pemerintah daerah, masih rendahnyakerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik, serta meningkatnya keinginan untukmembentuk daerah otonom baru yang belum sesuai dengan tujuannya. Penyeimbangan pembangunan sudah saatnya mulai dilaksanakan diantaranya memulaipembangunan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil sesuai kebutuhan kondisi fisiksetempat dan kebutuhan komunitas dalam menunjang kehidupan dan penghidupan sehari harinyaDesa tertinggal, terpencil dan pulau pulau kecil secara rata rata dapat dikategorikan sebagaiwilayah yang pelayanan infrastrukturnya jauh dari standar minimal. Penanganan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil hendaknya dilakukan bukansekedar pemerataan pembangunan tapi justru menjadi fokus kegiatan pembangunan nasionalyang dampak utamanya adalah menghilangkan ketertinggalan dan meminimalkan kemiskinanmasyarakat melalui layanan kemudahan bagi kawasan tersebut serta komunitas yang tinggaldidalamnya. Pengembangan kawasan dan permukiman merupakan entry point yang konseppenanganannya telah mendekati baku dengan pendekatan pemberdayaan sosial kemasyarakatan,ekonomi dan lingkungan akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik kawasannyamaupun masyarakat yang tinggal didalamnya. Kegiatan identifikasi desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil diharapkan dapat mendatakawasan kawasan tersebut secara rinci yang ditampilkan dalam urutan prioritas yangmengutamakan kawasan yang perlu segera ditangani, melalui pendekatan dan batasan daerahpada hirarki Kabupaten. Sementara itu Program pembangunan Nasional Propenas menjadikan pengembangankawasan tertinggal sebagai prioritas pembangunan dan pada dasarnya kegiatan ini merupakansalah satu bentuk pemerataan pembangunan agar secara keseluruhan Pembangunan Nasionalmaju secara Tipologi Daerah TerpencilDesa Terpencil merupakan Kawasan Perdesaan yang terisolasi dari PusatPertumbuhan/daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan Sarana InfrastrukurPerhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/ perkembangan kawasan. Atas dasar definisiyang ditetapkan di atas, Kriteria untuk menentukan mengindikasikan Desa Terpencil dalamkegiatan ini yaitu a daerah perdesaan unit administratif desa, b Sarana/ InfrastrukturAksesibilitas Kurang/Tidak Ada, c Secara Geografis Jauh dari Pusat Pertumbuhan, d AdaIsolasi Geografis yang memisahkan dari daerah lain. Pengelompokan Tipologi untuk DesaTerpencil didasarkan pada kriteria penilaian desa terpencil yang telah dijelaskan terdahulu. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-kriteria tersebut, maka dapat dirumuskanpengelompokan tipologi untuk Desa Terpencil adalah sebagai berikut 1. Type A Terpencil karena Ketiadaan Sarana Aksesibilitas • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab Tidak Tersedianya Sarana Aksesibilitasyang menghubungkan Kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 2. Type B Terpencil karena Jarak • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab secara geografis jaraknya jauh dari PusatPertumbuhan 3. Type C Terpencil karena Isolasi Geografis • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab keberadaan Isolasi Geografis yangmemisahkan kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 4. Type D Terpencil karena Alasan Khusus • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab khusus, misalnya Pengaruh Adat IstiadatMemencilkan Diri 2016.Berdasarkan tipologi tersebut, bahwa daerah terpencil memiliki karakteristik pendekatan dan solusi yang digunakan untuk memecahkan problematikanya harusdisesuaikan dengan problem nyata di daerah tersebut berdasarkan Faktor-faktor Penyebab Tertinggalnya Pendidikan di daerah TerpencilTerdapat banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya pelayanan pendidikan di daerahterpencil. Namun menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2Kmelihat ada tiga permasalahan utama yang saling terkait dan perlu diatasi untuk meningkatkanpelayanan pendidikan di daerah terpencil, yaituPertama, Frekuensi kedatangan Pengawas dari Dinas Pendidikan terkendala tantangan geografis,dan berbanding lurus dengan persentase ketidakhadiran Presiden dalam sebuah inspeksi mendadak ke sebuah sekolah di daerah terpencil menemuibahwa dari 11 guru yang terdaftar, hanya 2 guru yang ada. “Yang lainnya tidak tahu kemanaperginya. Datang lagi ketika mengambil gaji.” Karenanya, perlu dilakukan pengawasan terhadapguru. Survai yang dilakukan oleh UNICEF pada tahun 2012 di Papua dan Papua Baratmengaitkan tingkat kemangkiran guru dengan frekuensi kedatangan pengawas ke sekolahUNICEF, 2012. Tingkat kemangkiran guru di sekolah-sekolah yang tidak pernah didatangi olehpengawas mencapai 52%. Sedangkan di sekolah-sekolah yang didatangi pengawas pada bulansurvai dilakukan tingkat kemangkiran guru hanya mencapai 18%.Kedua, Kurangnya informasi dan transparansi tentang kriteria, mekanisme, dan pembayarantunjangan untuk guru yang bekerja di daerah literatur, telaah data, dan temuan lapangan yang dilakukan TNP2K menunjukkan beberapapermasalahan terkait tunjangan khusus, dari penetapan target penerima, transparansi kriteriapenerima, dan ketepatan waktu, jumlah, dan regularitas pembayarannya. Survai yang dilakukanSMERU pada tahun 2010 menunjukan bahwa 42% guru yang memenuhi kriteria tidakmengetahui adanya Tunjangan Khusus dan hanya 26% yang mengetahui dan dapat menyebutkanjumlahnya secara tepat. Ketiga, Tidak adanya mekanisme penghargaan dan sanksi yang terkait langsung dengankeberadaan atau kualitas layanan penghargaan dan sanksi untuk guru sebenarnya telah diatur dalam Undang-UndangNomor 14/ 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74/ 2008 tentangGuru. Namun pada kenyataannya sanksi hampir tidak pernah diterapkan. Dalam sebuahkunjungan mendadak yang dilakukan oleh tim TNP2K ke sebuah sekolah dasar di Papua, dari 12guru PNS yang mengajar di sekolah tersebut, hanya 3 orang guru yang ada pada saat sarana dan prasarana fisik maupun sosial yang terbatas. Hal ini menjadikan kendalayang sangat pokok dan perlu segera mendapatkan respon yang cepat dan akurat 2016.Secara lebih luas, permasalahan pendidikan di Indonesia ada banyak hal yaitu a Rendahnyasarana fisik, b Rendahnya kualitas guru, c Rendahnya kesejahteraan guru, d Rendahnyaprestasi siswa, e Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, f Rendahnya relevansipendidikan dengan kebutuhan, g Mahalnya biaya pendidikan http 2016.Uraian tersebut menunjukkan bahwa permasalahan pendidikan secara umum, maupun didaerah terpencil memang sangat kompleks. Hal ini perlu penyelesaian secara komprehensifmenyeluruh, menggunakan mapping pemetaan yang jelas serta standar prioritas. Disisi lainperlu komitmen yang kuat dari semua pihak untuk menyikapi dan meyelsaikan hal Upaya Untuk Menangani Daerah TerpencilProgram Peningkatan Pendidikan Masyarakat Program pembangunan peningkatan kualitasSumber Daya Manusia SDM di masyarakat dilakukan melalui peningkatan kualitas danpemerataan pendidikan, baik yang dilakukan melalui peningkatan kualitas dan pemerataanpendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Dengandemikian, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagai bidangpembangunan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagaibidang pembangunan. Kegiatan prioritas pendidikan adalah Pertama, Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan yaitu pendirianSD kecil dan fasilitas sarana dan filial di daerah-daerah terpencil yang secara geografis sulitdijangkau, perbaikan bangunan sekolah, pengadaan buku pelajaran dan alat peraga. Kedua, peningkatan kualitas dan kualifikasi guru. Ketiga, penuntasan Wajib Belajar 9 tahun baik melaluipendidikan formal dan pendidikan luar sekolah. Keempat, Mempercepat pemberantasan butaaksara dengan menyelenggarakan pendidikan keaksaraan fungsional; edukatif tersebut idealnya juga didukung dengan pembangunan danpenyediaan sarana dan prasarana yang baik. Hal ini bertujuan agar ada upaya yang menyeluruhdan dari berbagai aspek mengenai pembangunan daerah terpencil. Adapun upaya penyediaansarana dan prasarana meliputi Pertama, program penyediaan prasarana dasar wilayah; yaitu pemerataan ketersediaan listrik,pemerataan ketersediaan air, pemerataan ketersediaan telepon. Kedua, program penyediaan sarana wilayah yaitu a penyediaan sarana ekonomi yang meliputipasar, pertokoan, perkantoran, pedagang kaki lima; b penyediaan sarana industri yang meliputirumah tangga, industri menengah, industri besar; c penyediaan sarana kesehatan yang meliputiRumah Sakit, puskesmas, puskesmas Pembantu, d penyediaan sarana pendidikan yang meliputiSekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas; e penyediaan saranatransportasi yang meliputi terminal, bandara, pelabuhan dan stasiun Singkat kata, upaya-upaya tersebut perlu dilengkapi dengan penyediaan aspek-aspek primerdalam kehidupan dan aspek-aspek sekunder. Dan yang lebih penting adalah adanya upayaperencanaan dengan dua pendekatan yaitu a Pendekatan perencanaan Top-down merupakanarah perencanaan yang bergerak dari atas bergerak ke bawah. Pendekatan dari atas harusdilakukan terutama pada kegiatan review dan acuan kebijakan yang telah ditetapkan terkaitdengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil. bPendekatan perencanaan Bottom-Up adalah konsep perencanaan dengan aspirasi yang munculdari bawah. Pendekatan dari bawah harus dilakukan terutama pada kegiatan identifikasikarakteristik permasalahan dan potensi tiap lokasi. Dengan demikian, maka gambarankarakteristik yang diperoleh merupakan hasil yang valid, akurat, dan sesuai dengan aspirasimasyarakat. E. Epilog Pendidikan merupakan modal pokok dalam kehidupan. Oleh karena itu pembangunan danpemerataan pendidikan perlu di laksanakan secara sinergis dan berkualitas. Hal ini perludidukung dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusiayang bermutu dan kompetitif. Oleh karena itu, potensi wilyah alam dan potensi sumber dayamanusia perlu dikelola dengan baik, jelas dan terarah. Karena hal ini akan menjadi investasijangka panjang long term investment pembangunan manusia dan peradaban bangsa yang PUSTAKA diakses 16 Mei 2016 diakses tanggal 19 Mei 2016 diakses 16Mei 2016 Simon Sili SabonAbstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan i mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, ii mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; iii mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, iv mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, v mengetahui diseminasi hasil kegiatan, vi mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan vii mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun DKT dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa i umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, ii sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, iii tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, iv hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, v diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, vi pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan vii ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrakResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
Seorang guru memberikan materi luar kelas kepada beberapa muridnya di SDN 226/III Renah Kasah, Kerinci, Jambi, Senin (4/1/2021). Sekolah yang menampung 26 murid tingkat dasar yang berada di desa terpencil berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci tersebut merupakan sekolah satu-satunya di desa itu sehingga para lulusannya harus keluar dari desa bila